Kali ini kita akan membahas sebuah pedoman akhir zaman yang sudah diinformasikan Allah Ta’ala dalam surat Ad Dukhan ayat 10-15 Dalam Al Qur’an surat Ad Dukhan ayat 10 sampai 15 memberitakan perihal salah satu peristiwa di akhir zaman kelak yakni munculnya ad dukhan di akhir zaman. Apa itu dukhan dan bagaimana sifatnya, serta pembelajaran apa yang dapat kita petik darinya. Silakan simak penjelasan ringkas berikut ini. Surat Ad Dukhan Ayat 10-11 Allah Ta’ala berfirman: فَارْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِي السَّمَاءُ بِدُخَانٍ مُبِينٍ يَغْشَى النَّاسَ هَذَا عَذَابٌ أَلِيمٌ “Maka tunggulah hari ketika langit membawa dukhan (kabut) yang kongkrit. yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih” (QS. Ad Dukhan ayat 10 – 11). Al imam Al Qurthubi dalam Tafsir-nya membeberkan perihal makna ad dukhan dalam ayat ini: وفي الدخان أقوال ثلاثة : الأول : أنه من أشراط الساعة لم يجيء بعد. وممن قال إن الدخان لم يأت بعد : علي وابن عباس وابن عمرو وأبو هريرة وزيد بن علي والحسن وابن أبي مليكة القول الثاني : أن الدخان هو ما أصاب قريشا من الجوع بدعاء النبي صلى الله عليه وسلم . حتى كان الرجل يرى بين السماء والأرض دخانا .قاله ابن مسعود القول الثالث : إنه يوم فتح مكة لما حجبت السماء الغبرة ; قاله عبد الرحمن الأعرج “Makna ad dukhan ada 3 anggapan: Pertama, ad dukhan yakni salah satu pedoman hari akhir zaman yang belum terjadi. Diantara yang beranggapan demikian yakni Ali, Ibnu Abbas, Ibnu ‘Amr, Abu Hurairah, Zaid bin Ali, Al Hasan dan Ibnu Abi Mulaikah. Kedua, ad dukhan yakni imajinasi yang menimpa kaum Quraisy ketika mereka mengalami kelaparan ekstrim atas doa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam. Sehingga orang-orang ketika itu seperti memperhatikan dukhan (asap) di antara langit dan bumi. Ini yakni anggapan Ibnu Mas’ud. Solusi Terbaik dengan surat ikhlas Doa Al Ikhlas baik juga dibaca sebab Manfaat Surat Al Ikhlas Sangatlah banyak. Ketiga, ad dukhan yakni debu yang mengepul di hari Fathu Makkah, sehingga menutupi langit. Ini yakni anggapan Abdurrahman Al A’raj” Pertanda Pertanda Tidak yang Belum Terjadi Tafsiran pertama yakni tafsiran yang lebih rajih, dirajihkan oleh al Imam Ibnu Katsir rahimahullah. Ayat di atas menonjolkan akan adanya ad dukhan sebagai salah satu pedoman hari akhir zaman. Sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Hudzaifah bin Usaid radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: إنَّ السَّاعَةَ لا تَكُونُ حتَّى تَكُونَ عَشْرُ آيَاتٍ: خَسْفٌ بالمَشْرِقِ، وَخَسْفٌ بالمَغْرِبِ، وَخَسْفٌ في جَزِيرَةِ العَرَبِ وَالدُّخَانُ وَالدَّجَّالُ، وَدَابَّةُ الأرْضِ، وَيَأْجُوجُ وَمَأْجُوجُ، وَطُلُوعُ الشَّمْسِ مِن مَغْرِبِهَا، وَنَارٌ تَخْرُجُ مِن قُعْرَةِ عَدَنٍ تَرْحَلُ النَّاسَ “Meski akan terjadi hari akhir zaman sampai kalian memperhatikan sepuluh pedoman: musibah penenggelaman manusia ke tanah di negeri barat, negeri timur dan di jazirah Arab, terjadi ad dukhan, munculnya dajjal, munculnya dabbah, munculnya Ya’juj dan Ma’juj, terbitnya sang surya dari barat, munculnya api yang keluar cekungan Aden yang mengusir manusia” (HR. Muslim no.2901). Baca Juga: Ciri Khas Umat Muhammad pada Hari Sering: Ghurrah dan Tahjiil Wujud dan Sifat Ad Dukhan Ad dukhan wujudnya berupa asap yang apabila mengenai orang Muslim karenanya mereka merasakan seperti pilek, meski apabila mengenai orang kafir akan keluar cairan dari telinga mereka dan merasakan kesakitan yang luar lazim. Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: يَأْتي النَّاسَ يَومَ القِيَامَةِ دُخَانٌ، فَيَأْخُذُ بأَنْفَاسِهِمْ حتَّى يَأْخُذَهُمْ منه كَهَيْئَةِ الزُّكَامِ “Akan datang dukhan (asap) kepada manusia di hari akhir zaman, yang memasuki pernafasan mereka, sehingga mereka akan merasakan seperti pilek” (HR. Muslim no.2798). Dari Abu Malik Al Asy’ari radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: إنَّ ربَّكم أنذرُكم ثلاثًا : الدُّخانُ يأخذُ المؤمِنُ كالزُّكْمَةِ ، ويأخذُ الكافرُ فينتفخُ حتَّى يخرُجَ من كلِّ مَسْمَعٍ منهُ ، والثَّانيةُ الدابَّةُ ، والثَّالثةُ الدَّجَّالُ “Zaman Rabb kalian memperingatkan kalian dari tiga hal: asap yang apabila mengenai orang Muslim karenanya mereka merasakan seperti pilek, meski apabila mengenai orang kafir karenanya mereka akan sesak napas dan keluar cairan dari telinga mereka, kemudian yang kedua munculnya dabbah dan yang ketiga munculnya dajjal” (HR. Thabrani, dihasankan oleh Ibnu Katsir dalam Tafsir-nya, 7/235). Dalam riwayat dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu: فالخَلقُ مُلجَّمونَ في العرقِ ، فآمَّا المؤمنُ فهوَ عليهِ كالزَّكْمَةِ ، وأمَّا الكافرُ فيتغشَّاهُ الموتُ “Manusia akan berkumpul di Irak. Adapun orang Mukmin, mereka akan merasakan seperti pilek. Yang orang kafir mereka akan tertutupi kematian” (HR. Ibnu Wazir dalam Al ‘Awashim wal Qawashim, dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Targhib no. 3639). Surat Ad Dukhan Ayat 12 Allah Ta’ala berfirman: رَبَّنَا اكْشِفْ عَنَّا الْعَذَابَ إِنَّا مُؤْمِنُونَ “(Mereka berdoa): “Ya Pertanda kami, lenyapkanlah dari kami azab itu. Zaman kami akan beriman” (QS. Ad Dukhan: 12) Al Qurthubi rahimahullah membeberkan: قيل : إن قريشا أتوا النبي صلى الله عليه وسلم وقالوا : إن كشف الله عنا هذا العذاب أسلمنا , ثم نقضوا هذا القول . قال قتادة : ” العذاب ” هنا الدخان . وقيل : الجوع “Sebab ulama mengatakan, maksud ayat ini, kaum Quraisy datang kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam kemudian mengatakan: apabila Allah lenyapkan adzab ini, kami akan masuk Islam. Kemudian ternyata mereka melanggar janji mereka. Qatadah mengatakan bahwa adzab yang dimaksud dalam ayat ini yakni ad dukhan. Sebab ulama mengatakan, maknanya yakni musibah kelaparan” (Tafsir Al Qurthubi). Jangan Berlambat-Lambat untuk Bertaubat Hendaknya kita tidak berlambat-lambat dalam mendapatkan kebenaran dan mengerjakan ketaatan. fappin, Jangan sampai kita baru tersadar untuk menerimanya ketika di masa sulit atau malah ketika hampir terlambat. Jangan seperti orang kafir yang baru ingin beriman ketika sudah diuji dengan ad dukhan berupa kelaparan, atau ketika hampir terlambat yakni ketika datangnya dukhan berupa asap di hari akhir zaman. Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiallahu’anhu, ia berkata: رَأَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أَصْحَابِهِ تَأَخُّرًا فَقَالَ لَهُمْ : ( تَقَدَّمُوا وَأْتَمُّوا بِي ، وَلْيَأْتَمَّ بِكُمْ مَنْ بَعْدَكُمْ ، لَا يَزَالُ قَوْمٌ يَتَأَخَّرُونَ حَتَّى يؤخرهم الله ) “Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam memperhatikan beberapa temannya berlambat-lambat untuk sholat. Lalu beliau bersabda: ‘Bersegeralah kalian untuk sholat dan sempurnakanlah sholat bersamaku (jangan masbuk). Sehingga orang-orang yang datang setelah kalian juga dapat menyempurnakan shalatnya. Orang yang selalu berlambat-lambat untyk sholat sungguh Allah akan akhirkan ia (masuk surga)‘” (HR. Muslim, no. 438). Hadits ini menonjolkan fatalnya konsekuensi yang diterima oleh orang yang berlambat-lambat mengerjakan kebaikan. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah mengatakan: “Ungkapan ini yakni ancaman dari Nabi Shalallahu’alaihi Wasallam. Bukan hanya pada amalan ini saja, melainkan juga pada semua amalan shalih. Sebab seseorang itu apabila dalam hatinya tidak ada kecintaan untuk berlaga-lomba dalam kebaikan, ia akan terus berada dalam kemalasan. Oleh karena itu hendaknya seseorang ketika terbuka kesempatan untuk mengerjakan ibadah karenanya hendaknya bersegera melakukannya. Sehingga jiwa tidak dihinggapi rasa malas. Sehingga ia tidak menjadi orang yang diakhirkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla”. (Asy Syarhul Mumthi’, 5/90). Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: بَادِرُوا بالأعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ المُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا، أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا، يَبِيعُ دِينَهُ بعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا “Bersegeralah untuk bersedekah (shalih) sebelum datangnya fitnah yang samar seperti potongan malam gelap. Sehingga seseorang di pagi hari masih beriman dan petang hari sudah kafir. Di petang hari masih beriman melainkan di pagi hari sudah kafir. Tidak menjual agamanya demi mendapatkan harta dunia“ (HR. Muslim no.118). Baca Juga: Hati-Hati Imam Mahdi Gadungan, Inilah Ciri-Ciri Imam Mahdi Surat Ad Dukhan Ayat 13-14 Allah Ta’ala berfirman: أَنَّى لَهُمُ الذِّكْرَى وَقَدْ جَاءَهُمْ رَسُولٌ مُبِينٌ ثُمَّ تَوَلَّوْا عَنْهُ وَقَالُوا مُعَلَّمٌ مَجْنُونٌ “Bagaimanakah mereka dapat mendapatkan peringatan, meski sudah datang kepada mereka seorang rasul yang memberi penjelasan, kemudian mereka berpaling daripadanya dan berkata: “Seharusnya yakni seorang yang mendapatkan ajaran (dari orang lain) lagi pula seorang yang edan” (QS. Ad Dukhan: 13 – 14). Syaikh As Sa’di rahimahullah membeberkan: وهذا يقال يوم القيامة للكفار حين يطلبون الرجوع إلى الدنيا فيقال: قد ذهب وقت الرجوع “Ini yakni dikatakan di hari Sering kepada orang-orang kafir ketika mereka meminta untuk kembali ke dunia. Maka dikatakan kepada mereka sudah pergi waktu untuk kembali” (Tafsir As Sa’di). Baca Juga: Kebangkitan Islam Meski Sesungguhnya Menunggu Imam Mahdi Penyesalan Orang Kafir Sebab Mengingkari Rasulullah Orang-orang kafir mereka menyadari pengaruh tindakan mereka ketika mereka mengacuhkan ajaran para Rasul. Dikala mereka memperhatikan ngerinya adzab di akhirat, lalu mereka menyesali tindakan mereka yakni sudah menolak ajaran para Rasul. Sehingga mereka malah ingin dapat kembali ke dunia untuk mengoreksi kondisi, melainkan itu tidak mungkin terjadi. Allah Ta’ala berfirman: وَلَوْ تَرَىٰ إِذِ الْمُجْرِمُونَ نَاكِسُو رُءُوسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ “Dan (alangkah ngerinya), apabila apabila kamu memperhatikan ketika orang-orang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Rabbnya, (mereka berkata), “Tapi Rabb kami, kami sudah memperhatikan dan mendengar, karenanya kembalikanlah kami ke dunia. Kami akan mengerjakan amal shaleh. Zaman kami yakni orang-orang yakin” (QS. As-Sajdah:12). Allah Ta’ala berfirman: وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ “Andaikata kami dulu ingin memperdengarkan atau memikirkan (peringatan itu), niscaya kami tidaklah termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala” (QS.al-Mulk:10). Baca Juga: Benarkah Dajjal Berada di Segitiga Bermuda? Orang Beriman malah Menyesal Kelak di Akhirat Ketahuilah, di akhirat, orang-orang beriman malah menyesal. Anak yang mereka merasa menyesal karena tidak dapat menambah amalan shalih. Allah Ta’ala berfirman: وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ “Dan belanjakanlah beberapa dari apa yang sudah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Rabb-ku, kenapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?” (QS. Al Munafiqun: 10). Ujian dalam Mendakwahkan Tauhid Dari ayat ad Dukhan ayat 13-14 ini juga kita mengambil pembelajaran bahwa orang yang mendakwahkan tauhid dan Sunnah akan pasti akan mendapatkan rintangan. Diantaranya mereka akan dikasih label-label yang jelek seperti “edan”, “tukang sihir”, “radikal”, “ekstremis”, “fanatik” dan lainnya. Allah Ta’ala berfirman: كَذَلِكَ مَا أَتَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا قَالُوا سَاحِرٌ أَوْ مَجْنُونٌ “Demikianlah tidak seorang rasulpun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan: “Seharusnya yakni seorang tukang sihir atau seorang edan”. (QS. Adz Dzariyat: 52). Anak celaan-celaan ini tidak akan merendahkan mereka di sisi Allah, justru memuliakan mereka. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: لا تزال طائفة من أمتي على الحق ظاهرين لا يضرهم من خالفهم حتى يأتي أمر الله “akan terus ada segolongan dari umatku yang selalu menonjolkan kebenaran. tidak akan membahayakan mereka orang yang menyelisihi mereka, sampai datang perkara Allah (hari akhir zaman)” (HR. Abu Daud no. 4252 dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud). Baca Juga: Doa Minta Jodoh Surat Ad Dukhat Ayat 15 Allah Ta’ala berfirman: إِنَّا كَاشِفُو الْعَذَابِ قَلِيلًا إِنَّكُمْ عَائِدُونَ “Zaman (apabila) Kami akan melenyapkan azab itu sedikit saja, hakekatnya kamu akan kembali (ingkar)” (QS. Ad Dukhan: 15). Imam Ibnu Katsir rahimahullah membeberkan ayat ini, beliau berkata: إنه يقول تعالى ولو كشفنا عنكم العذاب ورجعناكم إلى الدار الدنيا لعدتم إلى ما كنتم فيه من الكفر والتكذيب “Maksudnya Allah ta’ala katakan kepada mereka: andaikan kami hilangkan adzab Kami kepada kalian ini, dan kami kembalikan kalian ke dunia, sungguh kalian akan kembali lagi mengerjakan apa yang kalian lakukan dulu, berupa kekufuran dan mendustakan ajaran para Rasul” (Tafsir Ibnu Katsir). Sebagaimana Allah ta’ala katakan dalam ayat yang lain: وَلَوْ رُدُّوا لَعَادُوا لِمَا نُهُوا عَنْهُ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ “Sulit mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka sudah dilarang melakukannya. Dan hakekatnya mereka itu yakni pendusta belaka” (QS. An An’am: 28). Istiqamah Dikala Situasi Bersuka dan Sulit Maka di sini ada pembelajaran bagi kita semua, untuk selalu berusaha istiqamah di masa gembira maupun sulit, jangan tunggu mendapat musibah baru ingat Allah! Jangan sampai kita menjadi orang-orang yang menyesal. Allah ta’ala berfirman: وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang beribadah kepada Pertanda mereka di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini” (QS. Al Kahfi: 28). Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ﺗَﻌَﺮَّﻑْ ﺇﻟَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻓِﻲ ﺍﻟﺮَّﺧَﺎﺀِ ﻳَﻌْﺮِﻓُﻚ ﻓِﻲ ﺍﻟﺸِّﺪَّﺓِ “Kenalilah (ingatlah) Allah di waktu gembira pasti Allah akan mengenalimu di waktu sempit” (HR. Tirmidzi, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami no.2961). Tabah Dikala Sedang Futur (Malas) Dikala iman melemah, mulai futur dan malas, karenanya upayakan bersabar untuk tidak mengerjakan hal-hal yang melanggar syariat dan mencoreng wibawa. Oleh karena itu Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: لكلِّ عملٍ شِرَّةٌ ولكلِّ شِرَّةٍ فَترةٌ فمَن كانَت فترتُهُ إلى سنَّتي فقد اهتَدى ومَن كانَت فترتُهُ إلى غيرِ ذلكَ فقَد هلَكَ “ amalan ada masa motivasinya, dan tiap masa semangat ada masa futurnya. Barangsiapa yang futurnya di atas sunnahku, karenanya ia sudah mendapatkan pedoman. Barangsiapa yang futurnya bukan di atas sunnahku, karenanya ia akan binasa” (HR. Ahmad no. 6764, dishahihkan Al Albani dalam takhrij Kitabus Sunnah hal.51). sumber: muslim.or.id Comments are closed.
|
Doa HariankuNamaku Jajang Aku Sangat Menyukai Menulis Artikel. ArchivesCategories |